Biasanya kamu yang minta padaku, tapi hari ini aku yang minta padamu… jangan menangis… aku pasti akan kembali!
dia diam memandangku, aku tak tahan melihat matanya memerah…
janji! Dia mengangkat jari kelingkingnya…
aku mengangkat jari kelingkingku dan mengaitkannya “janji!”
dia memaksakan diri untuk tersenyum padaku,
kamu ingat janji kita bertiga, waktu melihat bintang jatuh… kita akan kuliah di tempat yang sama, di tempat itu… aku akan kuliah disana… kau jugakan??
Dia mengangguk… dan hari itu kau kembali???
Bukan hanya aku saja yang kembali, dia juga pasti kembali aku yakin.
Aku hanya bisa berjanji padamu, aku pasti kembali!
Dia hanya mengangguk pelan padaku.
Lalu dia berbisk lirih padaku,
Bila kau bisa, setiap kali kau melihat balon udara, kirimkan untukku.
Aku hanya mengangguk, pesan dari angkasa akan ku kirim untukmu, Putri. Aku membungkuk seperti pangeran lalu aku memeluknya sebelum masuk ke mobil.. lalu kupandangi di dari kaca-kaca mobil. Dan ketika mobil itu melaju. Kami mulai dipisahkan jarak.
-------------------------------------------------------------------------------
Aku mengingat bagian itu dalam hidupku, sebelum aku pergi. Sekarang aku telah kembali, dan aku tak menemukanmu, ataupun dia. Dimana kamu sekarang?Kota ini telah berubah, tak seperti 11 tahun yang lalu.
Aku berusaha menepati janjiku padamu. Dimana kamu? Sekarang aku binggung mencarimu. Jalan-jalan telah berubah, tempat-tempat kita bermain. Aku hanya menemukan sudutnya saja, tapi aku yang tak menemukanmu. Apa kamu tetap menungguku?
Aku berdiri di tepi danau tempatku kuliah. Tempat yang kami bertiga cita-citakan. Dengan sebuah balon yang aku cari paksa dari pagi .. tapi sekarang sulit sekali menemukan balon udara polos dimana-mana atau sekarang aku bukan anak kecil lagi yang mudah menemukan balon.
Aku pandang angkasa, setelah kakakku meninggal 12 tahun yang lalu. Ini caraku berkomunikasi dengannya. Kutuliskan pesanku si balon dengan spidol dan menerbangkannya. Mengirimkan balon ke udara. Itu saran Anggi untukku, biar tuhan yang menyampaikan pesan itu untuk kakakmu. Namun lama-lama kami melakukan untuk semua orang yang jauh. Balon udara bagi kami sama saja seperti merpati yang menyampaikan pesan. Dan biasanya kami menyampaikan pesan untuk Damar yang pergi meninggalkan kami tanpa pesan.
Aku menarik napas pelan-pelan.. Kutuliskan pesan untuk kakak ku, “pertemukan aku dengan salah satu dari mereka, aku merindukan mereka”.
Aku mengangkat tanganku ke angkasa, ketika angin menjabat tanganku... aku melepas perlahan balon itu ke udara. Makin lama makin tinggi. Dan aku berjalan mundur untuk melihatnya terbang.
Namun sebuah pohon menghalangi pandanganku. Aku berjalan dengan mundur, saat aku melihat balon itu kembali. Brakk… aku terjatuh terlentang, Banyak benda berhamburan, kacamataku terlepas. aku bangkit dan duduk mencari kacamataku.
Seseorang menggerutu di belakang ku, dia berkata. Hati-hati mas kalau jalan. Saat aku berbalik memandangnya. Dia terdiam memandangku dan aku pun hanya terdiam melihatnya. Buku-buku yang berserekan itu terdapat namanya dengan jelas.
Tak ada kata-kata yang kami ucapkan karena tak percaya.
dia berkata "kau telah kembali?"
Aku berbisik lirih.. “pesan dari angkasa baru saja aku kirim tuan putri, janji telah aku tepati.”
Dan dia menangis.
-------------------------------------------------------------------------------
Catatan kecil:1. ini cerita yang gw buat, tapi hanya garis besarnya saja.
2. gw nemu di banyaknya tumpukan file, dengan sedikit editan di sana-sini. :)
3. klo bisa habis baca mohon komentarnya...
-------------------------------------------------------------------------------
mantap ndi. manis banget. ahihihiii. tulis versi lengkap ndi. pasti tulisannya impresif deh.
BalasHapusmau bantuin lanjutin nih cerita gung. gw mau lanjutinnya tapi masih kurang bahan. :D
BalasHapusbahasanya tinggi, bagi saya perlu beberapa kali baca untuk bisa memahami maksud yang kurang saya fahami
BalasHapusoverall, ini berkualitas ! persis seperti novel terjemahan :))